Sistem Basis Data



Pernah nggak kalian berpikir

"Dulu sensus nyatetnya gimana?"

"Butuh berapa kertas ya buat nyatet penduduk sebanyak itu?"

"Nyarinya gimana ya kalau suatu saat butuh?"

Hingga teknologi datang dan mengubah cara yang lama. Sensus pun bisa dilakukan secara daring

Kok bisa?

Di balik sensus daring yang canggih itu ada sistem basis data yang berperan

Apa itu data?

Sebelum melangkah ke sistem basis data. Kita kenalan dulu sama data.

Yang pertama data adalah fakta. Dia benar-benar ada buktinya dan opini apapun tidak bisa mengubah data yang sudah ada.

Yang kedua data harus bisa disimpan atau dicatat. Apa gunanya kalau data yang sudah dikumpulkan tidak disimpan? Nggak bisa dipakai kan?

Yang ketiga data terbagi atas objek dan kejadian

Contoh kasusnya:

Pedagang buah menyimpan data nama buah dan jumlahnya. Ini yang disebut objek

Kemudian setiap buah berhasil dijual, dia juga akan dicatat. Ini yang disebut kejadian.

Jadi data adalah fakta mengenai objek dan kejadian yang harus bisa disimpan dan dicatat.

Data saat ini tidak hanya berupa teks dan angka. Kita juga bisa menyimpan foto hingga informasi lokasi.

Apa itu basis data (DB)?



Dengan data yang sebanyak itu, bagaimana cara dia dikumpulkan?

Untuk itu kumpulan data-data dijadikan satu dalam sebuah basis data atau database.

Dan data itu nggak cuma disimpan, mereka juga berelasi.

Contoh kasus pedagang buah tadi:

Pada kejadian penjualan pasti terdapat nama buah dan jumlah yang terjual. Nama dan jumlah pada kejadian ini berelasi dengan objek nama buah dan jumlahnya.

Jadi basis data adalah kumpulan data yang saling berelasi

Bentuk basis data

Karena bentuk data yang beragam. Hal ini juga berpengaruh dengan bentuk basis datanya.
  1. Traditional database yang berupa teks dan angka
  2. Multimedia database yang berupa foto
  3. Geographic Information Systems (GIS) yang berupa lokasi

Klasifikasi basis data

Dulu nggak semua data yang didapat harus dicatat.

Selain mempercepat pencatatan, hal ini bertujuan untuk meminimalisir banyaknya kertas yang dipakai.

Saat ini, sebuah komputer dapat menyimpan data sebanyak gunungan kertas. Tentu sayang sekali jika ada data yang tidak dicatat walau saat ini semuanya bisa disimpan.

Saat ini database dikelompokkan jadi dua

1. Transactional Database

Data seperti penjualan produk dan data nilai mahasiswa yang didapat dari transaksi.

2. Data Warehouse



Kumpulan data besar yang berhubungan dengan banyak bagian.

Dia bersifat historical dari data itu sendiri.

Karena sifatnya yang historical, data besar baik yang dari masa lalu akan dijadikan satu dalam data warehouse.

Nantinya semua data ini melalui proses analitis yang dapat berguna untuk prediksi.

Apa itu DBMS?



Sekarang data sudah tersimpan dan berelasi dalam sebuah database. Apa cukup gitu saja?

Bagaimana jika suatu saat database ingin diubah?

Untuk itu diperlukan sistem manajemen basis data alias Database Management System (DBMS)

DBMS adalah software yang digunakan untuk mengelola database

Syarat DBMS

Agar sebuah software dikatakan sebagai DBMS, diperlukan tiga syarat
  1. Dia harus bisa mendefinisikan data itu sendiri (define)
  2. Dia harus bisa membangun database (construct)
  3. Dia harus bisa memanipulasi database itu (manipulate)

Apa itu Sistem Basis Data?



Setelah kita mengenal data, basis data, hingga pengelolanya yakni DBMS. Lalu sistem basis data sendiri itu apa?

Sistem basis data adalah gabungan dari database dan DBMS.

Apa cukup dua itu?

Terdapat elemen lain yang dibutuhkan agar sistem basis data dapat bekerja

1. Hardware

Kita memang tidak perlu kertas lagi. Lantas gimana cara database itu disimpan?

Harddisk tempat kita menyimpan data mulai dari dokumen, musik, video, hingga database adalah salah satu bagian dari hardware

2. Sistem Operasi

Karena DBMS berbentuk software dan software harus berjalan di atas sistem operasi. Keberadaan sistem operasi mutlak dibutuhkan.

3. User

Hardware ada, sistem operasi ada. Lalu siapa yang menginput datanya kalau bukan user.

Untuk itu user benar-benar diperlukan untuk mengisi database yang sudah disiapkan sebelumnya

4. Aplikasi Lain

Ini memang opsional tapi bukan berarti nggak butuh. Aplikasi lain ini berfungsi sebagai cara lain untuk mengelola database.

Misal ada seorang mahasiswa ingin menampilkan data mahasiswa lain

Masa kita mau nyuruh dia ngetik begini?

Belum lagi memasang DBMS, mengatur environtmentnya.

Tentu hal ini sangat menyulitkan orang yang awam teknologi.

Untuk itu kita perlu membuat tampilan yang lebih mudah digunakan. Sesungguhnya di balik kemudahan user, pasti ada sesuatu yang rumit di baliknya.

Manfaat Sistem Basis Data

Kembali ke sensus tadi, kenapa sensus daring sangat terbantu dengan keberadaan sistem basis data?

Karena ada beberapa manfaat yang ditawarkan sistem basis data

1. Multi user


Satu database memungkinkan untuk diakses berbagai user.

Contoh kasusnya di bank:

Ada nasabah yang bikin rekening baru, ada pula yang menarik uang.

Ada pegawai bank yang memproses keluhan nasabah.

Ada ATM yang menampilkan saldo.

Semua terikat dalam satu database.

Jadi berbagai user dengan jobdesk yang berbeda-beda dapat mengakses satu database secara bersamaan.

2. Keamanan data



Soal multi user kenapa repot-repot pakai database? Padahal google sheet di share link juga bisa

Hal itu memang nggak salah. Hanya saja kita tidak bisa mengatur apa yang bisa dilihat oleh user.

Kembali ke pedagang buah tadi

User memang bisa melihat harga buah yang hendak dia beli.

Tapi mereka juga bisa melihat harga beli buahnya hingga lokasi pembeliannya.

Akhirnya kebocoran data tidak dapat terbendung lagi.

Sementara di database, kita bisa mengatur bagian mana yang tidak boleh dilihat user.

Kita dapat mengatur hak akses yang berbeda bagi user dan admin

3. Kelengkapan data

Konsep multi user pada database juga membuat data semakin lengkap.

Contoh kasus di universitas:

Mahasiswa menginput data KRS.

Pihak akademik dapat menggunakan data KRS dari mahasiswa walaupun bukan dia sendiri yang mengisi.

Akhirnya pihak akademik dapat membuat jadwal, mengisi nilai.

Mahasiswa juga dapat mengetahui jadwal dan nilai walaupun bukan mahasiswa itu yang mengisi.

Konsep keterkaitan ini yang menjadikan data semakin lengkap

4. Mudah mengontrol data

Coba bayangkan kasus di bawah ini

Universitas memiliki bagian akademik, keuangan, dan kesiswaan.

Mereka memiliki data mereka sendiri-sendiri.

Seandainya mahasiswa ingin mengganti data seperti nomor ponsel. Bagian mana yang harus dia datangi.

Misal dia datang ke bagian akademik, bagaimana bagian lain mengetahui perubahan data tersebut. Nggak efektif kan?

Coba dalam satu database yang sama, mahasiswa dapat mengubah sendiri datanya lewat dashboard yang disediakan.

Semua bagian di universitas selalu mendapatkan data yang terbaru, kan?

5. Memudahkan pengembangan aplikasi.



Sekarang adalah era dimana aplikasi selalu terhubung ke internet.

Sistem akademik yang menampilkan data kita tanpa harus repot-repot ke kampus

Informasi saldo yang tampil pada internet banking

High score pada game yang menampilkan data yang terbaru

Bahkan aplikasi pertokoan yang tidak terhubung ke internet juga perlu database.

Selain itu, satu database dapat diakses di berbagai platform yang berbeda alias multi platform.

Apa selanjutnya?

Walau terkesan sepele. Sistem basis data telah merevolusi sistem informasi.

Keberadaan internet juga mendukung penggunaan basis data di setiap aplikasi.

Bahkan data yang dulunya hanya dicatat kini juga dapat digunakan untuk prediksi.

Banyak keunggulan yang rasanya biasa namun cukup membantu yang ditawarkan sistem basis data

Komentar